Selasa, 10 Juli 2012

Resensi Buku


Kamu pun sempurna..

                            
Judul Buku : Semua Sayang Kamu!
Penulis : Suharto
Penerbit : DAR! Mizan
Tahun Terbit : 2005
Jumlah Halaman : 152 halaman

             Novel ini ditulis oleh seorang pria bernama Suharto yang biasa dikenal dengan Mas Harto. Pria kelahiran Pati, 11 Juni 1974 ini juga memiliki banyak karya dalam kajian-kajian sastra lainnya. Novel ini tercipta  karena terinspirasi oleh suatu hal yang Ia alami dalam hidupnya yaitu terlahir low vision (kurang awas).

Sinopsis

Novel ini mengisahkan bagaimana Yoyok melewati hari demi hari nya yang hidup tidak berkecukupan dan terkadang Ia berkecil hati jika ada temannya yang mengolok kekurangnnya. Yoyok adalah seorang anak yang mengalami low vision yang hidup di desa di lereng Gunung Muria di belahan utara Jawa Tengah. Ia adalah salah satu anak yang selalu bersemangat untuk bersekolah walaupun terkadang Ia merasa malas ketika Ia terbayang olok-olok teman disekolahnya. Namun Ia selalu di ingatkan dan disemangati oleh ayah ibu tercinta agar Yoyok mau rajin bersekolah. Hidup anak berkepala plontos ini memang tidak mudah, banyak sekali ujian dan tantangan yang harus Ia hadapi di lingkungan rumah maupun sekolah. Ada pula temannya yang selalu jahil pada Yoyok. Namun Ia pun banyak dikelilingi oleh orang-orang yang baik hati yang selalu ada untuk membantu, membela, hingga menghibur Yoyok disaat Ia tak bisa menahan sedihnya. Tono dan Hesti adalah salah satu teman yang sangat mengerti dan peduli pada keadaan Yoyok.
Saat tiba hari penentuan kenaikan kelas, dalam rapat dewan guru, Pak Pringgo, wali kelas kelas dua Yoyok pun menyarankan agar Yoyok tidak naik kelas karena Yoyok terlihat jarang mencatat pelajaran, nilai nya jelek, dan tidak bisa menjawab ketika ditanya. Namun Bu Yanti, wali kelas kelas tiga yang sering memperhatikan Yoyok tidak setuju. Beliau menceritakan tentang apa yang terlihat dari yang dialami Yoyok. Ternyata guru-guru lain bahkan wali kelasnya pun tidak mengetahui bahwa Yoyok memiliki kelemahan yang menghambat perkembangan belajarnya. Dan dewan guru pun akhirnya mengizinkan Yoyok untuk naik kelas. Perwakilan guru pun mengunjungi rumah Yoyok untuk menanyakan tentang kelemahan Yoyok. Namun ternyata orangtua Yoyok pun tak mengetahuinya. Mereka berfikir Yoyok anaknya hanya kurang awas dan tidak mengganggu kegiatan belajarnya. Dan ternyata mereka salah pengertian.
Setelah kenaikan kelas, seluruh guru pun mulai memberikan kemudahan bagi Yoyok. Namun hanya Bu Yanti yang mengerti bagaimana perlakuan terbaik untuk Yoyok. Bu Yanti memberikan segala kemudahan yang tidak membuat Yoyok di acuhkan, namun beliau membuat Yoyok bisa belajar seperti teman-teman lainnya yang dibantu juga oleh teman-teman baiknya seperti untuk mengdikte kan saat dikelas, belajar kelompok, hingga belajar mengaji. Namun kelancaran belajar Yoyok pun terganggu saat Yoyok tidak sengaja mendengar percakapan ayah ibu nya  yang sedang menyesalkan kekurangan Yoyok, ayahnya sempat putus asa tentang kelanjutan pendidikan Yoyok dan itu membuat Yoyok sedih sekali. Kesedihan Yoyok terlihat oleh kakak nya Sri. Yoyok pun bercerita tentang apa yang membuat nya bersedih. Dan Sri pun tetap menyemangati adiknya agar terus berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan kepada orangtua nya bahwa Yoyok bisa menjadi yang terbaik walaupun memiliki kelemahan.

Penilaian novel ini

            Novel ini dibawakan secara tepat untuk menjadi teladan dan semangat bagi mereka yang memiliki kelemahan fisik dan lainnya. Bahwa mereka tidak berbeda secara mencolok, karena semua nya sama. Sama-sama memiliki akal dan pikiran, semangat, serta orang-orang sekitar yang patut dibahagiakan. Kata-kata nya yang simpel dan ringan, alur dan tokoh-tokoh nya yang jelas tentu memudahkan pembacanya.