Selasa, 27 Desember 2011

Jurnal Internasional Softskill

Prediction of consumer behavior
View more documents from Elvidya.



ANALISIS JURNAL
Prediction of Consumer Behavior by Experts and Novices


I. Masalah dan Latar Belakang

Perilaku konsumen diharapkan menjadi bidang di mana orang bisa menunjukkan keuntungan dalam validitas prediktif sebagai  suatu hasil penelitian ilmiah.

II. Tujuan

Untuk mengetahui :
1. Para ahli dapat membuat prediksi yang lebih akurat daripada pemula.
2
. Akademisi dapat membuat prediksi lebih akurat dari para ahli.

III. METODE PENELITIAN
 
Untuk menguji ini, saya menghitung skor akurasi untuk setiap individu. Saya kemudian membuat perbandingan antara ahli dan pemula menggunakan uji median diperpanjang (Siegel dan Castellan 1988).
Tes ini mengurangi dampak tanggapan ekstrim. Para siswa cenderung lebih akurat dibandingkan dengan akademisi, tetapi keunggulan itu tidak signifikan secara statistik.
Prediksi itu kemudian diringkas untuk masing-masing hipotesis (bukan dengan menggunakan prediksi individu). Siswa
yang paling akurat untuk 31 dari hipotesis, praktisi selama 31, dan akademisi hanya 20 (sisanya adalah ikatan).

Hasil ini konsisten dengan yang pada validitas prediktif miskin dari akademisi, tetapi perbedaan itu tidak signifikan secara statistik. Ketika studi ini digunakan sebagai unit analisis (yaitu, memeriksa validitas prediktif studi rata-rata), yang hasil kembali gagal mendukung hipotesis. Di sini, para siswa sekolah menengah lebih akurat daripada para akademisi di 11 dari 20 studi. Para siswa melakukan lebih baik dari para praktisi di 10 dari 20 studi.

IV. Hasil

1.
Berlawanan dengan hipotesis pertama, para ahli (akademisi dan praktisi) tidak membuat prediksi yang lebih akurat. Mereka benar dalam 52,6 persen dari prediksi mereka, sementara para pemula benar dalam 56,6 persen.
2. Hipotesis kedua juga palsu. Akademisi tidak lebih akurat dari praktisi. Bahkan, para akademisi memiliki akurasi sebesar 51,3 persen yang ternyata adalah yang termiskin dari tiga grup.


Minggu, 13 November 2011

Analisis Faktor Pemilihan Mahasiswa FE Gunadarma Terhadap Motor Sebagai Sarana Transportasinya

Analisis Perilaku Pemilihan Mahasiswa
Terhadap Motor Sebagai Alat Tranportasinya


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini perkembangan teknologi sangat pesat. Negara-negara maju berlomba untuk menciptakan berbagai teknologi canggih untuk memberi kemudahan kepada manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya. Salah satu contoh kecil yang dapat diambil di sini adalah alat transportasi kendaraan sepeda motor (Leonardo, 2010).
Setiap tahun industri sepeda motor terus melakukan perubahan dan inovasi serta berlomba-lomba meluncurkan produk terbarunya dengan tampilan yang lebih menarik, kemudahan dalam berkendara, kenyamanan, dan sebagainya demi mendapatkan perhatian pasar. Hal tersebut sekaligus membuat setiap orang terpana serta merasa sangat membutuhkannya dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Setiap tahun jumlah kendaraan sepeda motor di Indonesia semakin bertambah banyak seiring dimunculkannya produk-produk terbaru kendaraan sepeda motor tersebut. Hal ini dikarenakan orang-orang di Indonesia juga berlomba mendapatkan produk terbaru dan dengan bangganya memamerkan kendaraan sepeda motor baru mereka dengan merek dan brand negara lain dan bukan negara sendiri (Leonardo, 2010).
Sepeda motor adalah suatu produk yang sekaligus merupakan sarana yang sangat dibutuhkan untuk memudahkan transportasi ke berbagai tempat. Sepeda motor merupakan salah satu alat alternatif bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain secara mudah, irit, cepat, luwes dan efisien (Tarsim, 2008). Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, motor menjadi harapan satu-satunya untuk dapat memiliki alat transportasi darat pribadi sesuai dengan kemampuan ekonominya. Sepeda motor merupakan suatu produk yang sekaligus sarana yang sangat dibutuhkan untuk memudahkan transportasi ke berbagai tempat. Dengan demikian permintaan konsumen akan produk sepeda motor saat ini semakin lama semakin meningkat. Sehingga banyak bermunculan merek-merek baru yang mengakibatkan persaingan kualitas maupun harga di pasaran yang semakin ketat.
Sejak ditemukannya hingga sekarang perkembangan sepeda motor semakin cepat dan meningkat terutama jumlah penggunanya. Begitu efisien dan praktis ketika dapat bepergian dengan menggunakan kendaraan sepeda motor. Fenomena kepemilikan sepeda motor di Indonesia berkembang sangat pesat (Nugroho, 2010).
Sosok yang menarik, mesin yang andal dan mudah dirawat, serta harga yang bersaing membuat sepeda motor asal Jepang, yakni Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki, sangat populer dan sampai kini mendominasi pasar sepeda motor dunia. Tidak hanya sepeda motor yang berasal dari Jepang saja, China dan Taiwan juga ikut memproduksi sepeda motor (Mamanjapronk, 2009).
Alat transportasi sepeda motor banyak digunakan oleh berbagai kalangan, salah satunya banyak digunakan oleh mahasiswa. Penggunaan kendaraan sepeda motor oleh mahasiswa di Universitas Gunadarma semakin bertambah dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat terlihat dari semakin menyempitnya area parkir di UG.
Keputusan mahasiswa dalam memilih merek sepeda motor dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dalam diri sendiri maupun dari orang lain atau lingkungan. Menurut Berkowitz terdapat empat faktor yang mempengaruhi dalam keputusan dalam membeli, yaitu faktor situasional, faktor psikologis, faktor sosio-budaya dan faktor bauran pemasaran. Namun dari keempat faktor tersebut, faktor psikologis yang muncul dari dalam konsumen. Adapun faktor psikologis dapat dijabarkan menjadi lima variabel yaitu motivasi, kepribadian, persepsi, sikap dan gaya hidup disebut sebagai variabel bebas. Sedangkan variabel responnya adalah merek Honda, merek Yamaha, merek Suzuki, merek Kawasaki.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang diambil adalah untuk menganalisis pengaruh faktor psikologis yang meliputi motivasi, kepribadian, persepsi, sikap dan gaya hidup terhadap pemilihan merek sepeda motor.

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui faktor psikologis yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih merek sepeda motor.
2. Membuat estimasi probabilitas sehingga dapat diketahui merek sepada motor yang memiliki probabilitas paling besar untuk dipilih mahasiswa UG

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori

Kinerja bisnis akan tercapai dengan baik apabila unit pemasaran bekerja dengan maksimal dalam usaha memperoleh konsumen yang potensial. Menurut Sigit (2002:6); pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan pemilikan barang atau jasa dan untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya sejak dari produsen awal sampai konsumen akhir. Sedangkan Swasta, Handoko (2000:6) menyatakan bahwa terdapat falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen (Consumer Oriented), hal ini berbeda dengan pandangan yang terdahulu bahwa pemasaran berorietasi kepada produk, penjualan dan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan keberadaan konsumen dan beraneka ragam perilakunya maka produsen harus benar-benar tanggap untuk melakukan pengamatan terhadap apa yang menjadi keinginannya.

Motivasi Konsumen : Adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak untuk memenuhi apa yang diinginkan atau dibutuhkan
Persepsi Konsumen : Tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau produk yang menjadi pilihannya
Sikap Konsumen : Penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau produk yang diminati
Keputusan Pembelian: Pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai
berikut :

1. Faktor – Faktor Kebudayaan
a. Budaya
Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
b. Sub Budaya
Sub budaya mempunyai kelompok – kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

2. Faktor – Faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok – kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b. Keluarga
Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli.
c. Peranan dan Status
Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya.

3. Faktor – Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Daur Hidup
Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah – ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya.
b. Pekerjaan
Dengan adanya kelompok – kelompok pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan perilaku pembelian.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah ciri – ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.

4. Faktor – Faktor Psikologis
a. Motivasi
Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.
c. Belajar
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.
d. Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan
sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian (Kotler,
1997 : 153 – 161).

2.2 Analisis Faktor-faktor pemilihan motor dikalangan mahasiswa

Faktor-faktor yang diprediksi mempengaruhi mahasiswa dalam memilih motor jenis seperti apa untuk sarana transportasinya adalah:
1. Harga
Setiap mahasiswa pasti pertama kali melihat harga, karena kebanyakan mahasiswa, motornya masih dibelikan oleh orang tua. jadi mereka sebisa mungkin tidak akan menambahkan beban orang tua mereka untuk terlalu banyak menghabiskan uangnya dalam membelikan mereka motor, disamping mahalnya biaya kuliah anaknya.
2. Konsumsi BBM
Sebagai mahasiswa, umumnya harus tinggal ditempat kost, walau sebagian lainnya tinggal tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga lebih memilih untuk pulang pergi dari rumah ke kampusnya. Otomatis mereka akan melihat kepada keiritan si motor dalam hal konsumsi bahan bakar. semakin irit tentu akan semakin membuat si pemakai memiliki lebih banyak uang yang bisa ia gunakan untuk hal lain, seperti fotokopi, ngeprint tugas, makan siang, dll.
3. Penampilan
            Mahasiswa tentu tidak mau kalau mereka sampai dicela teman-temannya karena tunggangan (motor) mereka itu terlihat jelek atau tidak keren. sehingga banyak pula mahasiswa berpikir bahwa penampilan si motor adalah nomor satu. walau banyak pula mahasiwa yang tidak berpikir seperti itu.
4. Kenyamanan Berkendara
Banyak yang tinggal didaerah yang cukup jauh dari kampus sehingga memilih motor sebagai alat transportasinya, tentu saja kenyamanan berkendara menjadi faktor yang cukup penting disamping keiritan BBM, harga dan penampilan. Semakin nyaman dikendarai maka akan semakin fit pula si pengendara selepas mengendarai motornya. Sehingga akan meningkatkan pula mutu belajar si mahasiswa tersebut.

2.3 Hipotesis

Ho : Faktor pribadi dan psikologis dalam perilaku konsumen berpengaruh signifikan terhadap pemilihan motor dikalangan mahasiswa FE UG
Ha : Faktor pribadi dan psikologis dalam perilaku konsumen tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan motor dikalangan mahasiswa FE UG

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Motivasi dalam diri akan mempengaruhi seseorang (konsumen) dalam melakukan pembelian karena didasarkan pada dorongan yang dimiliki misalnya penilaian terhadap kualitas, harga, kenyamanan pemakaian terhadap barang yang dibutuhkan. (wahyuni, 2008)


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Model Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta karakteristik obyek yang diteliti dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang menggunakan hipotesis. Penelitian ini berdasarkan fakta tentang pemilihan alat transpotasi roda dua yaitu sepeda motor di Universitas Gunadarma.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data interval, dinyatakan dalam angka mulai dari skala terkecil sampai dengan yang terbesar. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah bersifat primer. Data diperoleh melalui kuisioner.

3.3 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian sebelumnya, variabel yang tersedia adalah :
·        Penelitian Pertama,
Independent Variable:
Dalam penelitian ini variabel bebas ada tiga
sebagai berikut:
Motivasi Konsumen (X1)
Persepsi Konsumen (X2)
Sikap Konsumen (X3)
Dependent Variable
Keputusan Pembelian (Y)
·        Penelitian Kedua,
Independent Variable:
Dalam penelitian ini variabel bebas ada tiga
sebagai berikut:
Kualitas produk (X1)
Promosi (X2)
Desain (X3)
Dependent Variable
Keputusan Pembelian (Y)


3.4 Tahapan Penelitian

  • Studi Pendahuluan
  • Perumusan Masalah
  • Pengumpulan dan Pengolahan Data
  • Analisis Data
  • Kesimpulan


3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling pada mahasiswa pengguna sepeda motor. Jumlah sampel menggunakan sampel besar yaitu > 30 (Djarwanto, 1999 : 4)yaitu 50 orang. Menurut Nazir (1998:221) jumlah sampel ditetapkan atas pertimbangan pribadi, dengan catatan bahwa sampel tersebut cukup mewakili populasi dengan pertimbangan biaya dan waktu.

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk perhitungan statistik dalam penelitian ini, pada penelitian sebelumnya diuraikan sebagai berikut:
− Analisis Regresi Linier Berganda
− Koefisien Determinasi Berganda (R2)
− Koefisien Korelasi Berganda ( R )
− Koefisen Korelasi Parsial ( r )

Model penelitian ini dapat dijelaskan dengan model linier sebagai berikut :
Y = a + bl X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y = Keputusan pembelian
a =Konstanta
X1 = Motivasi
X2 = Pekerjaan
X3 = Gaya Hidup

b1, b2, b3 = Besaran koefisien masing-masing variabel

e =Error


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Pengujian validitas konstrak diutamakan dalam pengembangan dan evaluasi terhadap suatu konsep dan teori.Validitas digunakan untuk menguji kevalidan atau ketepatan alat ukur, apakah memperoleh informasi sesuai dengan yang diharapkan. Dari perhitungan yang ada didapatkan hasil sebagai berikut dapat menjelaskan bahwa pertanyaan yang ada di dalam variabel tersebut
dinyatakan valid dan tidak ada yang gugur (tingkat signifikan α = 0,05, nilai sig.2-tailed = 0,000 < α = 0,05) dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Validitas Motivasi konsumen
No Pertanyaan                                    Korelasi item               Nilai Sig(2-tailed)       Kesimpulan
1. Karena kualitasnya terjamin                      0,905                     0,000                      Valid

2. Nyaman pemakaiannya                             0,837                     0,000                      Valid

3. Harga terjangkau oleh masyarakat             0,895                     0,000                      Valid

4. Model bervariasi                                       0,971                     0,000                      Valid


Validitas Pekerjaan konsumen
No Pertanyaan                                    Korelasi item               Nilai Sig(2-tailed)       Kesimpulan
1. Suara mesin halus                                    0,885                      0,000                     Valid

2. Daya tahan mesin nyaman                       0,957                      0,000                     Valid

3. Bahan bakar irit                                       0,896                      0,000                     Valid

4. Mesin stabil dalam pemakaian jarak jauh  0,854                       0,000                     Valid

Validitas Gaya Hidup konsumen
No Pertanyaan                                    Korelasi item               Nilai Sig(2-tailed)       Kesimpulan
1. Model sesuai dengan trend masa kini       0,908                      0,000                    Valid

2. Lebih ramping                                         0,723                      0,000                    Valid

3. Kombinasi warna serasi                           0,917                      0,000                    Valid

4. Pilihan jenis motor yang bervariasi            0,750                      0,000                    Valid
Jika variabel motivasi, pekerjaan dan gaya hidup konstan. Sedangkan koefisen regresi pada Motivasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,393 dan pekerjaan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,142 serta variabel gaya hidup
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,037.  Koefisen determinasi berganda (R2) sebesar 0,947 menunjukkan bahwa sumbangan efektif variabel motivasi, pekerjaan dan gaya hidup konsumen secara signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 94,7 % sedangkan sumbangan dari variabel lain sebesar 5,3 persen. Dengan menggunakan taraf signifikan (α) = 5 % diperoleh F hitung = 730,302 lebih besar dar F tabel 2,427, jadi secara bersama-sama terdapat pengaruh secara signifikan variabel motivasi, pekerjaan dan gaya hidup konsumen terhadap
keputusan pembelian. Sedangkan koefisen korelasi berganda (R) sebesar 0,973 dapat diartikan bahwa antara variabel Motivasi, pekerjaan dan gaya hidup konsumen secara signifikan mempunyai hubungan yang baik terhadap keputusan pembelian.

Persamaan garis linier berganda dihitung untuk mencari hubungan dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = 7,380 + 0,393 X1 + 0,142X2 + 0,037 X3
Setelah regresi didapatkan, maka pengaruh korelasi diukur dengan uji t dan uji F, sebagai berikut:

Uji t dilakukan untuk mengukur pengaruh X terhadap Y dengan secara individual/parsial. Misalnya pengaruh X1 terhadap Y dengan asumsi X yang lain konstan. Hipotesisnya:

- Ho: b1 = 0, produk tidak mempengaruhi secara positif keputusan berlangganan
- Ha: b1 > 0, produk mempengaruhi secara positif keputusan berlangganan

Dengan tingkat keyakinan 95%, jika t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Menurut Guiltinan, Paul (2001: 423) mengatakan bahwa konsumen akan menjatuhkan pilihannya terhadap barang yang dibeli didorong oleh lingkungan teknologi, budaya dan ekonomi yang terjadi.
Motivasi dalam diri akan mempengaruhi seseorang (konsumen) dalam melakukan pembelian
karena didasarkan pada dorongan yang dimiliki misalnya penilaian terhadap kualitas, harga, kenyamanan pemakaian terhadap barang yang dibutuhkan. Peran pekerjaan konsumen akan mempengaruhi pula terhadap keputusan pembelian, hal ini wajar karena setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu obyek yang akan membantu nya dalam mencapai kesuksesan pekerjaan nya seperti kenyamanan dan kehematan kendaraan yang ia pilih oleh karena itu keputusan pembelian akan cepat terlaksana apabila muncul persepsi positif terhadap barang yang akan dibelinya. Persepsi tersebut dapat berupa penilaian terhadap apa saja yang melekat pada suatu produk yang dapat menimbulkan kepuasan pada konsumen. Gaya hidup merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan konsumen tertarik membeli suatu barang, tentunya sikap yang muncul adalah yang positif misalnya: kepercayaan, emosional unuk memiliki suatu barang dengan kesadaran tinggi terhadap untung dan ruginya, serta prestis yang ia miliki ketika kendaraan yang ia pilih adalah yang terbaik.

Saran
Bagi pengusaha atau produsen sepeda motor harus selalu memperhatikan perilaku konsumen yang setiap saat akan berubah-ubah karena tuntutan gaya hidup, kenyamanan dan keamanan serta
citra pemakainya. Untuk mempertahankan posisi di pasar, harus selalu melakukan market research terhadap produk pesaing yang beredar di pasar dan harga. Menurut Muhammad (2004:122) dalam mengantisipasi kondisi pasar dapat menggunakan growth strategy yaitu mengembangkan pasar yang telah dimiliki jika pangsa pasar yang ada masih luas. Hal yang harus mejadi perhatian adalah kepuasan konsumen pada pasca pengambilan keputusan untuk membeli produk yang kita tawarkan.

DAFTAR PUSAKA

Irawan, Handi, (2002), 10 Prinsip Kepuasan Konsumen, PT. Elex Media Komputindo : Kelompok Gramedia,
Jakarta.
Azwar, Syaifuddin, 2001, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sanjaya, S. P, 2007, Pengaruh Persepsi dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian
Mobil Daihatzu Xenia, UWM Surabaya.
Swasta, Basu dan Handoko, T.Hani, 2000, Manajemen Permasaran Analisis Perilaku Konsumen, edisi kedua Liberty, Yogyakarta.

Minggu, 16 Oktober 2011

Only You - Elvis Presley







Only you can make all this world seem bright
Only you can make the darkness bright
Only you and you alone can thrill me like you do
And fill my heart with love for only you

Only you can make this change in me
For it's true you are my destiny
When you hold my hand I understand
The magic that you do
You're my dream come true
My one and only you

Only you can make this change in me
For it's true you are my destiny
When you hold my hand I understand
The magic that you do
You're my dream come true
My one and only you

Minggu, 09 Oktober 2011

Perilaku Konsumen


BAB I. Pendahuluan

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

BAB II. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.

Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.

Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.

Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.

Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.

Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.

Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalampikiran konsumen.

Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
Etika pasar dan tanggung jawab social
Konsep pemasaran social mewajibkan semua pemasar wapada terhadap prinsip tanggung jawab social dalam memasarkan barang atau jasa mereka, oleh sebab itu pemasar harus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan dari targt pasar mereka. Praktek etika dan tangung jawab social dalah bisnis yang bagus, tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi menghasilkan kesan yang baik.

Model sederhana dari pengambilan keputusan yang dibuat oleh pelanggan
- Input stage mempengaruhi pengakuan konsumen dari sebuah kebutuhan produk dan terdiri dari dua (2) sumber informasi, yaitu usaha pemasaran perusahaan dan pengaruh sosiologi dari luar pelanggan.
- Output stage terdiri dari dua (2) pendekatan yang erat hubungannya dengan aktivitas pengambilan keputusan yang sudah diambil.


BAB III. Roda Analisi Konsumen

Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku.

 Afeksi dan kognisi

Tipe respons afektif
Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernafasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.

Kesimpulan

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
  1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
  2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
  3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
  4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
  5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Daftar Pustaka
http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

Minggu, 02 Oktober 2011

Tugas Analisis Jurnal (selanjutnya)

Analisis Jurnal 1



1. Judul : Pemodelan Jumlah Uang Beredar

Pengarang : Hotniar Siringoringo

Tahun : 2003

Tema : Jumlah Uang Beredar

Latar Belakang Masalah : Jumlah uang beredar dalam suatu kurun waktu tertentu sangat penting dalam perekonomian suatu Negara. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan membuat kebijakan yang berhubungan dengan jumlah uang beredar. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar.

Masalah : Jumlah uang beredar dapat menggeser kondisi perekonomian dari baik ke buruk atau sebaliknya. Pemerintah dalam suatu Negara punya tugas untuk menjaga perekonomian dalam keadaan stabil. Menggunakan kebijakan moneter salah satunya, pemerintah dapat menjalankan fungsi penstabilan perekonomian.

Tujuan : Menguji hubungan kausal antara jumlah uang beredar dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.

Metodologi Penelitian:
a.       Variable penelitian
Variabel penelitian adalah jumlah uang beredar yang merupakan variabel terikat (dependen), dan aktiva luar negeri bersih merupakan variabel bebas (independent)

b.      Hipotesa penelitian
H : aktiva luar negeri bersih tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.

c.       Data
Data yang digunakan merupakan data sekunder, menggunakan skala pengukuran rasio, jumlah uang beredar dan data faktor-faktor yang mempengaruhinya.

d.      Pengolahan data
pengolahan menggunakan SPSS. Hubungan kausal akan diuji menggunakan regresi linier berganda.

Pembahasan:
  1. koefisien korelasi
Korelasi Pearson digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel terikat jumlah uang beredar dengan variabel bebasnya. Korelasi antara jumlah uang beredar dengan aktiva luar negeri bersih sebesar 0.658. angka ini menunjukan hubungan positif dan kuat, artinya naiknya aktiva luar negeri bersih akan menaikan jumlah uang beredar atau turunnya aktiva luar negeri bersih akan menurunkan jumlah uang beredar.

  1. model
Koefisien korelasi berganda jumlah uang beredar dengan aktiva luar negeri bersih adalah 0.990.  Uji kelayakan model dilakukan menggunakan analisis sidik ragam. Hal ini menunjukan bahwa paling tidak variabel bebas secara signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas. Model linier berganda untuk jumlah uang beredar dengan metode enter ditunjukkan persamaan di bawah. Persamaan ini menunjukkan bahwa saat variabel bebas dibuat 0, maka jumlah uang beredar di masyarakat sebesar 399371.009 milyar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas aktiva luar negeri bersih akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar 1.071, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah aktiva luar negeri brsih akan meningkatkan jumlah uang beredar 1.071 rupiah.
Y = 399371.009+1.071X uji kelinieran koefisien regresi pada taraf nyata (α) 0.05 adalah koefisien regresi aktiva luar negeri bersih tidak signifikan atau b1=0, koefisien regresi aktiva luar negri bersih signifikan atau b1#0
Jadi, signifikansi untuk koefisien regresi b1 dibawah 0.05.

Penutup: Hal ini menunjukkan bahwa variabel aktiva luar negeri besih mempengaruhi jumlah uang beredar.  



2. Judul : Jumlah Uang Beredar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Pengarang : Iman Murtono Soenhadji

Tahun : 2003

Tema : Jumlah Uang Beredar

Latar Belakang Masalah : Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan cara merangsang pertumbuhan sector riil. Dengan demikian secara elastik dapat digambarkan adanya pertumbuhan sektor riil yang memacu peningkatan belanja pemerintah akan turut pula memacu meningkatnya jumlah uang beredar.

Masalah : Masyarakat secara positif masih memiliki pemahaman bahwa kebijakan pemerintah atas moneter dan perbankan memiliki kekuatan yang lebih dari apa yang secara efektif dapat tercapai melalui instrument tersebut, akibatnya timbulah anggapan sector moneter dan sector perbankan mempunyai fungsi yang mampu memberikan pelayanan bagi berlangsungnya sector riil; kegiatan investasi; kegiatan produksi; kegiatan distribusi; maupun konsumsi.

Tujuan : Agar dapat digambarkannya secara elastik adanya pertumbuhan sektor riil yang memacu peningkatan belanja atau pengeluaran pemerintah akan pula turut memacu meningkatnya jumlah uang beredar.

Metodologi Penelitian:
Beberapa pengujian awal dilakukan, diantaranya adalah pengujian autokorelasi dengan metode Durbin Watson, tujuannya untuk melihat apakah kesalahan pengganggu dari suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya.  
Pembahasan, Periode I dari perubahan yang terjadi terhadap jumlah uang beredar dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas yang terdiri dari pengeluaran pemerintah (G), cadangan devisa (Rd), dan angka pengganda uang (mm), demikian juga dengan nilai korelasi yang menunjukkan hubungan sangat erat dan positif sebesar 0.9 namun demikian untuk log model tersebut terlihat bahwa angka D-W diharapkan ≤ 2.04.
Perbandingan model hasil uji menggunakan data tahun periode 1990-2002 dan dengan menggunakan data triwulan periode 1990-1999. secara umum dapat dilihat sebagai berikut periode 1990-2002
Ln M2 = -1.834+ 1.036Ln G + 0.166 Ln Rd + 0.323 Lnmm
        = 0.975
D-W    = 1.147
F          = 118.499

Periode 1990 – 1999
Ln M2 = 5.36+ 1.21Ln G + 0.43 Ln Rd – 0.12 Lnmm
        = 0.987
D-W    = 0.59
F          = 890.38

Di dapat hasil uji menunjukkan bahwa model untuk periode 1900-1997 memiliki nilai lebih besar untuk elastisitas yaitu sebesar 1.99 dibandingkandengan model menggunakan data triwulan sebesar 1.89 untuk variabel pengeluaran pemerintah (g) dengan demikian maka tercipta elastisitas yang lebih baik untuk model tersebut, atau dengan kata lain belanja pemerintah memiliki sifat elastic kepada jumlah uang beredar.

Penutup : Pemerintah masih dirasakan lamban dalam menerapkan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan pertumbuhan sektor riil, dan memacu perekonomian nasional. Hal-hal yang sifatnya kontraproduktif seperti menaikan tariff justru tidak menghasilkan nilai ekonomi.     

3. Judul : Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di Indonesia sebelum dan sesudah krisis.

Pengarang : Lily prayitno, Heny Sandjaya

Tahun : 2002

Tema : Jumlah Uang Beredar

Latar Belakang Masalah : Pada banyak negara dunia berkembang, mempertinggi tingkat pertumbuhan ekonomi memang sangat mutlak diperlukan untuk bersaing dengan negara-negara maju. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dari tahun ke tahun adalah melalui perkembangan sektor keuangan yang semakin pesat dewasa ini.

Masalah : Seiring perkembangan moneter tersebut sekarang menyebabkan hubungan antara jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekonomi maupun laju inflasi cenderung kurang stabil. Akibatnya krisis moneter melanda Negara-negara berkembang dan memporakporandakan struktur perekonomiannya. Bahkan bagi Indonesia hal ini berlanjut pada krisis ekonomi dan politik yang telah menyebabkan kerusakan yang cukup signifikan terhadap sendi-sendi perekonomian nasional.

Tujuan : mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, dan angka pengganda uang terhadap jumlah uang beredar di Indonesia dalam arti luas (M2) pada waktu sebelum krisis, sesudah krisis, dan secara keseluruhan.

Metodologi Penelitian: variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel tidal bebas dan tiga variabel bebas. Variabel tidak bebas adalah jumlah uang beredar yaitu uan dalam arti luas yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi. Variabel bebas terdiri dari pengeluaran pemerintah (G) yaitu total pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan, cadangan devisa (CDR) yaitu mata uang asing yang dimiliki serta angka pengganda uang (mm).
mm =  =   
Ket:
mm : money multiplier
H : rasio reserve-deposit
C : uang kartal
D : uang giral
R : cadangan bank
QM : uang kuasi

Penelitian ini menggunakan analisa regresi dengan model log untuk menganalisa pengaruh pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta angka pengganda uang terhadap jumlah uang beredar di Indonesia untuk periode 1990-1999. analisa di bagi pada tiga periode waktu, yaitu sebelum krisis (1990-1997), sesudah krisis (1997-1999) dan secara keseluruhan (1990-1999)
 Dalam jangka pendek sebelum krisis dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar, cadangan devisa tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar sedangkan angka pengganda uang berpengaruh negative
Dalam jangka pendek sesudah krisis dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan dua variabel lainnya tidak signifikan
Dalam jangka panjang dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah dan cadangan devisa berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan angka uang pengganda tidak signifikan.

4. Judul : Jumlah uang beredar di Indonesia.

Pengarang : Vidya Elviara Hermuzon

Tahun : 2011

Tema : Jumlah Uang Beredar

Latar Belakang Masalah : Perjalanan sejarah uang yang beredar dalam Negara Indonesia baik itu dalam keadaan resesi maupun inflasi, jumlah uang yang beredar terus mengalami peningkatan. Pada sisi aktiva neraca sistem moneter yang sangat menentukan adalah tagihan pada perusahaan, walau pada krisis moneter 1998 tagihan pada swasta menurun drastis tapi direcovery naiknya tagihan pada pemerintah.

Masalah : Jika dunia usaha mengalami penurunan, maka pemerintah langsung ikut campur dengan kebijakan moneter atau fiscal untuk menaikkan iklim usaha. Sedangkan pada sisi Jumlah uang beredar (passiva) lebih didominasi oleh uang kuasi, ini menunjukan bahwa system moneter telah melakukan pengelolaan moneter yang baik, sejak dikeluarkannya deregulasi 1983, perbankan di beri kelonggaran untuk mengelola keuangan yang dimilikinya.

Tujuan : Kebijakan yang pemerintah lakukan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia akan mempengaruhi peredaran jumlah uang beredar di Indonesia.

Metodologi Penelitian:
Saat bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi lagi dengan tingkat 77,6%. Krisis ini disebut dengan krisis moneter karena permulaannya krisis tersebut berasal dari indokator-indikator ekonomi, seperti merosotnya nilai tukar rupiah, kondisi arus kas perbankan yang menurun dan pinjaman public yang melonjak drastis. Menurunnya keuangan perbankan berdampak pada ketidakpercayaan nasabah terhadap bank. Mereka beramai-ramai mencairkan simpanannya di bank, hal ini memperparah krisis yang terjadi. Uang beredar meningkat karena masyarakat, dunia usaha dan lembaga keuangan mengganti rupiah dengan valuta asing untuk keperluan membayar utang valas.
Pemerintah mengambil kebijakan dengan memberikan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Salah satu komponen BLBI merupakan pemberian dari Bank Indonesia ke bank-bank untuk dijadikan konversi saldo giro negative, yaitu menutupi kekurangan warkat tagihan suatu bank dari jumlah warkat yang dikliringkan. Komponen yang lain dana talangan untuk membayar kewajiban luar negeri dan likuiditas 16 bankserta fasilitas saldo debet.
Program restrukturisasi perbankan membutuhkan biaya 665 triliun rupiah, sehingga menambah jumlah uang yang beredar.
TAHUN
1997
1998
1999
2000
Aktiva Luar Negeri (net)
67.985
141.667
129.096
210.733
Tagihan Pada Pemerintah Pusat
-24.931
-28.030
397.257
520.317
Tagihan Pada perusahaan
432.232
552.275
252.576
294.923
Tagihan Pada Lembaga lain
-
-
-
-
Lainnya Bersih
-119.643
-88.531
-132.724
-278.945
Total Aktiva
355.643
577.381
646.205
747.028
M1
78.343
101.197
124.633
162.186
Uang Kartal
28.424
41.394
58.353
72.371
Uang Giral
49.919
59.803
66.280
89.815
Uang Kuasi
277.300
476.184
521.572
584.842
M2 /JUB/Total Passiva
355.643
577.381
646.205
747.028
Setelah krisis moneter, perekonomian moneter kembali normal. Jumlah uang beredar setelah krismon hanya berdampak saat terjadi pemilu presiden tahun 2005. Peredaran uang meningkat dikarenakan untuk biaya-biaya kampanye para calon presiden juga biaya untuk pemilihan umum itu sendiri. Pemerintah juga mengeluarkan biaya tambahan pos belanja social dari bencana-bencana yang sering terjadi di Indonesia.