Prediction of consumer behavior
View more documents from Elvidya.
Perilaku konsumen diharapkan menjadi bidang di mana orang bisa menunjukkan keuntungan dalam validitas prediktif sebagai suatu hasil penelitian ilmiah.
II. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Para ahli dapat membuat prediksi yang lebih akurat daripada pemula.
2. Akademisi dapat membuat prediksi lebih akurat dari para ahli.
III. METODE PENELITIAN
1. Berlawanan dengan hipotesis pertama, para ahli (akademisi dan praktisi) tidak membuat prediksi yang lebih akurat. Mereka benar dalam 52,6 persen dari prediksi mereka, sementara para pemula benar dalam 56,6 persen.
2. Hipotesis kedua juga palsu. Akademisi tidak lebih akurat dari praktisi. Bahkan, para akademisi memiliki akurasi sebesar 51,3 persen yang ternyata adalah yang termiskin dari tiga grup.
ANALISIS JURNAL
Prediction of Consumer Behavior by Experts and Novices
I. Masalah dan Latar Belakang
Prediction of Consumer Behavior by Experts and Novices
I. Masalah dan Latar Belakang
Perilaku konsumen diharapkan menjadi bidang di mana orang bisa menunjukkan keuntungan dalam validitas prediktif sebagai suatu hasil penelitian ilmiah.
II. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Para ahli dapat membuat prediksi yang lebih akurat daripada pemula.
2. Akademisi dapat membuat prediksi lebih akurat dari para ahli.
III. METODE PENELITIAN
Untuk menguji ini, saya menghitung skor akurasi untuk setiap individu. Saya kemudian membuat perbandingan antara ahli dan pemula menggunakan uji median diperpanjang (Siegel dan Castellan 1988).
Tes ini mengurangi dampak tanggapan ekstrim. Para siswa cenderung lebih akurat dibandingkan dengan akademisi, tetapi keunggulan itu tidak signifikan secara statistik.
Prediksi itu kemudian diringkas untuk masing-masing hipotesis (bukan dengan menggunakan prediksi individu). Siswa yang paling akurat untuk 31 dari hipotesis, praktisi selama 31, dan akademisi hanya 20 (sisanya adalah ikatan).
Prediksi itu kemudian diringkas untuk masing-masing hipotesis (bukan dengan menggunakan prediksi individu). Siswa yang paling akurat untuk 31 dari hipotesis, praktisi selama 31, dan akademisi hanya 20 (sisanya adalah ikatan).
Hasil ini konsisten dengan yang pada validitas prediktif miskin dari akademisi, tetapi perbedaan itu tidak signifikan secara statistik. Ketika studi ini digunakan sebagai unit analisis (yaitu, memeriksa validitas prediktif studi rata-rata), yang hasil kembali gagal mendukung hipotesis. Di sini, para siswa sekolah menengah lebih akurat daripada para akademisi di 11 dari 20 studi. Para siswa melakukan lebih baik dari para praktisi di 10 dari 20 studi.
IV. Hasil
1. Berlawanan dengan hipotesis pertama, para ahli (akademisi dan praktisi) tidak membuat prediksi yang lebih akurat. Mereka benar dalam 52,6 persen dari prediksi mereka, sementara para pemula benar dalam 56,6 persen.
2. Hipotesis kedua juga palsu. Akademisi tidak lebih akurat dari praktisi. Bahkan, para akademisi memiliki akurasi sebesar 51,3 persen yang ternyata adalah yang termiskin dari tiga grup.